Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Prof Ayu Sutarto yang (Tak) Kukenal | Sebuah Obituari

Gambar
Prof Ayu Sutarto yang (Tak) Kukenal | Sebuah Obituari Mungkin tulisan ini tak layak disebut Obituari, atau saya sendiri yang tak pantas untuk menulis obituari tokoh sebesar Profesor Ayu Sutarto yang meninggal dunia pada Selasa, (1 Maret 2016). Pertama kali saya mengetahui berita kematian tersebut dari facebook. Akun Gress Publishing memosting foto Prof Ayu yang sedang membaca buku dengan catatan yang menarik: Yang lepas kembali # yang tinggal abadi. Sebelum tulisan itu akun tersebut mengucapkan selamat jalan. Judul tulisan ini sengaja ditulis (tak) karena memang saya tidak mengenal Guru Besar ini secara personal. Seingat saya, saya hanya pernah bertatap muka langsung dengan beliau hanya sekali, yaitu ketika beliau menaiki tangga gedung dekanat FKIP Universitas Jember. Sebagai mahasiswa yang (merasa) punya unggah-ungguh saya menyapa dengan tersenyum dan sedikit membungkukkan badan, beliau seperti biasa yang sering saya lihat dari kejauhan membalas tersenyum. Senyum yang lepas tidak dibu...

Budaya Melayu dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (1)

Gambar
Budaya Melayu dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (1) “Setiap karya dilahirkan tidak dalam kekosongan budaya” itu adalah kredo yang sering diucapkan oleh para kritikus sastra yang hendak menganalisis sebuah karya. Memang setiap karya sastra baik berupa puisi, prosa (cerpen dan novel), maupun drama, diciptakan oleh seorang pengarang yang memiliki latar belakang budaya. Yang dimaksud dengan budaya bukan berarti harus bertalian dengan keadaan tradisi yang tradisional. Latar belakang budaya dari seorang sastrawan atau penulis karya sastra bisa jadi yang tidak berkaitan dengan budaya tradisi. Seorang penulis akan menuangkan ide kreatifnya sesuai dengan apa yang diketahui. Jika penulis tersebut adalah orang Jawa maka latar budaya yang juga muncul dalam karya-karyanya adalah budaya Jawa. Begitu pula jika penulisnya berasal dari Madura, maka karya-karya pasti tidak jauh dari budaya Madura. Pun begitu dengan Andrea Hirata . Dia adalah orang anak melayu. Semua novel karyanya selalu be...

Budaya Melayu dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (2)

Gambar
Budaya Melayu dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (2) Orang Melayu Suka Berkomentar ..... Detektif M. Nur dan Moi Kiun pasti jadi bahan tertawaan. Orang Melayu gemar benar menertawakan  orang. (Novel Padang Bulan halaman 43). dari data di atas dapat diketahui bahwa  orang Melayu (versi Andrea Hirata) suka mengejek orang lain. Kutipan cerita di atas merupakan cuplikan kisah Detektif M. Nur yang sedang mencari gigi palsu milik suami Moi Kiun  yang dinyatakan hilang. Detektif M. Nur sedang berusaha keras menemukan gigi palsu tersebut hingga memanfaatkan jasa anjing pelacak. Pernyataan ini juga diperkuat dengan data berikut: Paman adalah tipikal orang Melayu. Senang sekali berkomentar ini-itu. .... (Novel Padang Bulan halaman 152). Orang Melayu Suka  Ngopi Tak jauh berbeda dengan orang Indonesia dari suku bangsa lain, orang Melayu dalam Novel Padang Bulan juga digambarkan sangat gemar cangkruk dan meminum kopi. Tentu hal ini sejalan dengan keberadaan Indonesia...

Budaya Melayu dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (3)

Gambar
Budaya Melayu dalam Novel ‘Padang Bulan’ Karya Andrea Hirata (3) Adanya Infiltrasi Budaya Asing ke dalam Budaya Melayu Seiring dengan arus globalisasi yang kuat, kebudayaan Melayu juga disusupi dengan kebiasaan barat (baca: asing). Salah satu bentu infiltrasi tersebut adalah diadakannya ulang tahun. Padahal juga disebutkan dalam novel Padang Bulan bahwa orang Melayu hanya merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad (ajaran Islam: Maulid Nabi). Tetapi akhir-akhir ini juga mulai ditemukan kebiasaan yang tidak berakar dari kebiasaan orang Melayu maupun kebiasaan orang Islam (sebagai agama mayoritas orang Melayu). ..... mungkin karena terlalu banyak menonton televisi atau mendengar lagu barat, orang Melayu  pun mulai merayakan ulang tahun. .... (Novel Padang Bulan halaman 56). Sama dengan kebanyakan infiltrasi kebudayaan asing terhadap masyarakat Indonesia. Melalui novel tersebut Andrea Hirata menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan asing masuk ke Indonesia (dan suku bangsa dan kebudayaan lai...

Ternyata Andrea Hirata itu NU alias Nahdliyyin

Gambar
Andrea Hirata itu NU alias Nahdliyyin Tulisan ini tidak berusaha membenturkan antara NU dan Muhammadiyah. Selama ini Andrea Hirata identik dengan Muhammadiyah karena SD-nya (yang diceritakan dalam Novel Laskar Pelangi) adalah SD Muhammadiyah. Bahkan dalam beberapa bagian novelnya baik tetralogi Laskar Pelangi maupun dalam dwilogi Padang Bulan, Andrea Hirata selalu mengaitkan dengan ajaran Muhammmadiyah. Tetapi alasan dan bukti yang kecenderungannya menyatakan bahwa Andre Hirata sebagai Nahdliyyin. Sekali harus diingatkan kepada pembaca yang mungkin berafiliasi dengan NU dan Muhammadiyah, tulisan ini berusaha untuk memaparkan fakta dari sebuah karya sastra. Ada teori yang menyebutkan bahwa sastra itu cermin kehidupan, juga gambaran latar sosial budaya bahkan ideologi penulisnya. Maka alasan mengatakan bahwa Andrea Hirata adalah Nahdliyyin diambil dari karyanya sendiri, yaitu Novel yang berjudul Padang Bulan. Terlebih dulu harus dijelaskan, beberapa kalangan NU membagi Nahdliyyin menjadi...

Puisi dengan Citraan

Gambar
Puisi dengan Citraan Citra atau citraan atau pencitraan dalam puisi adalah gaya penulisan yang menggabungkan imajinasi dengan alat indra. Jadi, citra dalam puisi berjumlah sama dengan lima alat indra yang dimiliki manusia. Berikut ini adalah contoh puisi bertema Keindahan Alam yang mengandung citraan: Rumah Terindah Karya Mun Adalah deretan rumah barisan hijau pepohonan ramah arak-arakan awan selalu menyapa melangkah bersama waktu mengejar cita-cita Sementara burung terus bernyanyi berdansa bersama angin semilir Tak pernah sunyi dalam nada alam raya Aroma bunga merekah menyusup ke  lubang hidung kalah amis keringat Matahari menyengat kulit adalah tamparan yang penyemangat Pukulan hujan kala kayuhan sepeda sepulang sekolah adalah kesegaran dan belaian rahmat Pahitnya hidup tak pernah singgah Manisnya keadaan membuatnya kalah. Bait pertama puisi di atas mengandung citra pengelihatan. Untuk bisa mengetahui adanya warna pohon yang hijau barisan hijau pepohonan ramah hanya bisa dilakuka...

Inilah Makna “Bingit”

Gambar
 Inilah Makna “Bingit” Kata ‘bingit’ menjadi ngetren sejak dimulainya zaman alay di dunia maya. Kata bingit yang banyak beredar di dunia maya adalah bentuk alayisasi (peng-alay-an) kata ‘banget’. Padahal sebenarnya memang ada kata ‘bingit’ dalam bahasa Indonesia sejak dulu kala. Kata banget adalah ragam percakapan yang semakna-searti dengan kata ragam formal‘sangat’. Keduanya menyatakan lebih dari yang lain/biasanya. Bedanya jika kata sangat diletakkan di depan kata sifat (adverbia ) sedangkan kata banget diletakkan setelahnya. Misalnya kata sifat “senang” ketika dilekati dengan kata ‘senang’ menjadi ‘sangat senang’, sedangkan jika menggunakan kata ‘banget’ menjadi ‘senang banget’. Nah kata ‘banget’ di atas mengalami perubahan bentuk dalam ragam percakapan lisan yang dituliskan baik dalam bentuk status di facebook maupun twitter, juga ketika chating dengan teman sebaya. Bahkan karena telah menjadi tren, pariwara (iklan) di televisi dan koran juga mengubah ejaan ‘banget’ menjadi ‘bi...

Menulis Karya Ilmiah Sederhana

Gambar
Menulis Karya Ilmiah Sederhana Menulis karya ilmiah sederhana merupakan materi yang ada di Sekolah Menengah. Baik di SMP/MTs maupun di SMA, MA, dan SMK. Pada dasarnya pelajaran ini juga akan diperlukan oleh seluruh pelajar, bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. Kemampuan menulis karya ilmiah lebih banyak bertumpu pada logika berpikir. Berikut ini dijelaskan struktur Karya Ilmiah Sederhana: Judul Pendahuluan Pembahasan / Isi Penutup Daftar Pusataka Judul Penelitian Judul penelitian hendaknya ditulis dengan baik berdasarkan kaidah penulisan judul. Kaidah penulisan judul pada umumnya adalah setiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali kata hubung ( dengan, untuk ) ataupun kata depan (di, ke, dari ). Selain itu, dalam penelitian penulisan judul hendaknya mewakili minimal tiga hal yaitu: objek, sumber data, dan teori. Lebih lengkapnya silakan simak contoh Judul Penelitian berikut ini. Wacana Grafiti Berbahasa Indonesia pada Bak Truk: Analisis Wacana Kritis. Wacana Grafiti Berbahasa In...

Payangan bukan Pahyangan | Kesalahan Berbahasa Radar Jember

Gambar
Kesalahan berbahasa Radar Jember ditulis dalam judul hari (Sabtu, 25 Februari 2016). Dalam berita utama di harian Jember itu ditulis besar judulnya "Surga Bagi Peselancar Pantai Pahyangan di Kecamatan Ambulu". Apa yang salah? Yang salah adalah nama pantainya. Warga sekitar menyebutnya 'Payangan'. Mengapa di Radar Jember hari ini ditulis 'Pahyangan' dengan /h/ di suku kata pertama. Padahal dalam berita-berita sebelumnya, Radar Jember juga menulis 'payangan' tanpa /h/. Mungkin karena lain wartawan atau mungkin karena yang lain. Ada baiknya dibahas dulu apa itu 'payangan'. Payangan berasal dari bahasa Jawa yang berarti 'tempat untuk atau tempat orang-orang mayang'. Dalam kaidah tata bahasa Jawa, akhiran /-an/ ada yang bermakna 'tempat'. Misalnya kata dalam bahasa Jawa 'Pring-pringan', pring bermakna bambu, pring-pringan bermakna tempat yang ada pohon bambunya. Lalu kata payangan kata dasarnya adalah mayang dan payang. Kedua...

Jemuahlegian Kegiatan yang Mengikuti Perkembangan Zaman

Gambar
Tambulan Kenduri yang Tidak Hanya Jajanan Pasar Jemuahlegian Kegiatan yang Mengikuti Perkembangan Zaman Seperti yang sudah dibahas sebelumnya dalam postingan NILAI POSITIF DALAM ‘JEMUAHLEGIAN’ kegiatan ini dapat diartikan sebagai: Kegiatan berkumpulnya sekelompok warga dalam satu lingkungan pada kamis malam jumat setelah magrib  untuk membaca zikir dan doa sambil membawa makanan dan saling menukarkan makanan tersebut. Definisinya sepertinya dari dulu tetap seperti itu, tetapi bentuk uborampe atau perlengkapannya berbeda. Dulu untuk memanggil warga sekitar musala tempat kenduri (dalam bahasa jawa kenduren atau kendurenan ) digunakan kentongan, sekarang meskipun masih ada juga yang menggunakan kentongan sebagai penanda ada pula yang menggunakan pengeras suara. Dalam bahasa Jawa biasanya disiarkan melalui pengeras suara “ bapak-bapak ingkang badhe jemuahlegian dipun aturi enggal-enggal kempal teng musholla” (Bapak-bapak yang hendak mengikuti kegiatan jemuahlegian diharapkan segera b...

Nilai Positif dalam ‘Jemuahlegian’

Gambar
Kenduren Jemuahlegian di Dusun Mangaran - Ajung - Jember Nilai Positif dalam ‘Jemuahlegian’ Jemuahlegian adalah istilah bahasa Jawa, yang merupakan gabungan dari kata Jemuah (Jumat) dan Legi (pasaran hari dalam penanggalan Jawa). Dalam satu bulan, ada satu kali Jemuah Legi (Jum’at Manis). Acara Jemuahlegian (dalam penutur bahasa Madura juga disebut ‘Jumatmanisan’) adalah sebuah kenduri/ selametan yang dilakukan satu bulan sekali pada kamis malam, biasanya dilakukan pada waktu setelah salah magrib di langgar-langgar (musala) oleh orang-orang yang tinggal di sekitar musala tersebut. Kegiatan jemahlegian tersebut biasanya diisi dengan pembacaan zikir dan kalimat thoyyibah lainnya. Juga mendoakan para leluhur sekaligus mendoakan seluruh warga sekitar yang ada di sekitar kegiatan agar diberi keselamatan dan kelancaran dalam menjalani kehidupan. Kegiatan tersebut sudah menjadi hukum tidak tertulis untuk seluruh warga yang ada di dalam satu lingkungan tersebut untuk mengikutinya. Bukan hanya ...

Sejarah Perkembangan Tesaurus di Indonesia dan Dunia

Gambar
Sejarah Perkembangan Tesaurus di Indonesia dan Dunia Kapan sebenarnya tesaurus pertama kali diciptakan? Bahasa Apa sih yang bertama disusun kamusnya. Untuk mengikuti itu semua ada baiknya kita baca uraian berikut ini. Selain tentang sejarah per-tesaurus-an dunia. Juga disinggung tentang tesaurus yang ada di Indonesia. Jika berbicara tentang teasurus, orang akan ingat Peter Mark Roget, yang lahir pada 1779, karena dialah yang pertama kali menyusun tesaurus. Tesauru edisi pertamanya terbit apda 1852 di Britania Raya: Thesaurus of English Words an Phrases Classified and Arranged so as to Facilitate the Expression of Ideas an Assist in Literary Composition. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa yang   tesaurus pertama diterbitkan pada 1852 . Bangsa yang pertama menyusun tesaurus adalah bangsa Inggris, tentu yang disusun tesaurusnya adalah Bahasa Inggris. Pada awalnya, dia memilih karier sebagai dokter, terutama di bidang patologi paru-paru. Namun, pada 1840 dia mengundurkan di...